Telp : 0294 - 382 234 Fax : 0294 - 384 384 email : [email protected]
Responsive image


Card image cap

2019-12-31 10:18:36 admin

Air Zam – zam

 
Secara etimologi, Zam – zam berarti banyak atau berkumpullah. Kata tersebut pertama di ucapkan oleh Siti Hajar saat pertama kali melihat air yang mengucur deras dari tanah dibawah kaki Nabi Ismail yang saat itu masih bayi. Sebelum ditemukan, Siti Hajar harus berlari di antara bukit Shofa dan Marwah sebanyak tujuh kali untuk menemukan air demi putranya yang menangis kehausan.

Setelah itu, karena tidak menemukan air untuk putranya, beliau kembali kepada putranya dalam keadaan putus asa. Pada saat itulah beliau melihat kaki Nabi Ismail seperti menggaruk tanah dan muncul air mancur dari tanah, kemudian beliau menampung air tersebut dengan menggali tanah di sekitar keluarnya air agar air tersebut tidak hilang saat dia tampung dengan kantong air.

Sebelum ditemukan air Zam – zam, Mekkah merupakan tanah tandus yang tidak ditinggali orang. Setelah adanya air, banyak suku – suku mulai menetap di Mekkah. Salah satu kabilah yang pertama menetap adalah Jurhum yang burung – burungnya mencium aroma air dan beterbangan di sekitar lembah yang mereka kira tandus. Seiring berjalannya waktu jurhum menjadi zalim pada orang – orang yang mengunjunginya, mereka bahkan merampas harta benda orang lain yang hidup di sekitarnya. Karena sikap dan perilaku kabilah jurhum yang semakin brutal, sedikit demi sedikit air Zam – zam semakin berkurang sampai mata air tersebut tertutup sama sekali. Ini merupakan balasan atas perbuatan mereka.

Mata air Zam – zam mulai digali kembali pada masa Abdul Mutholib, Kakek Nabi Muhammad SAW. Bermula pada mimpi beliau yang memerintahkan untuk menggali kembali Zam – zam. Setelah tempat yang akan digali sudah jelas kemudian penggalian mulai dilakukan. Setelah lama menggali mulai muncul mata air Zam –zam. Sampai saat ini mata air Zam – zam masih mengalir dan tidak pernah kering lagi.

Pada era modern ini, air Zam – zam pernah diteliti oleh peneliti asal Jepang yaitu Masaru Emoto. Beliau meneliti tentang kristal air yang dapat dilihat melalui mikroskop khusus. Ternyata molekul kristal air dapat berubah menjadi indah dan mengagumkan apabila ada reaksi positif disekitarnya. Begitu juga dengan air Zam – zam, ketika diteliti kristal yang ada pada air Zam – zam sungguh indah dan kualitas air tersebut adalah yang terbaik di Bumi. Itulah yang membuat Masaru Emoto memeluk agama Islam dan menjadi Mualaf.

Berdasarkan riwayat Ibnu ‘Abbas RA yang statusnya marfu’ (perkataan Nabi Muhammad SAW), “Air terbaik di seluruh permukaan bumi adalah air Zam – zam, di dalamnya terdapat makanan (yang membangkitkan) selera, obat dari berbagai penyakit” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 11/98). Jauh sebelum ada penelitian tersebut telah bersabda baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membenarkan bahwa air Zam – zam merupakan air terbaik di Bumi.

Sumber Gmabar : http://www.zhafirahumroh.com/

 


Artikel Lainnya
Kredit Bebas Bunga
Lempar Jumrah Jumrah berasal dari bahasa Arab yang berarti batu ...
Kredit Bebas Bunga
Hari Laut Sedunia Hari Laut Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Jun...